input license here

LOST IN SOLO? Edisi Melancong Paling Absurd #part 1

Hallo pelancong mania, akhir pekan mau liburan kemana nih? Kali ini saya mau sedikit berbagi cerita seru nan absurd selama 3 hari 2 malam muter-muter di Solo nih gaes.

Nanti saya share juga deh, kira-kira berapa budget yang saya habiskan selama disana dan tentu saja beberapa pilihan destinasi wisata dan kuliner.

Okey, udah siap yah saya ajak jalan-jalan ke Solo?

Day 1 #Berangkat

Berhubung saya dan teman ada agenda tes di daerah Boyolali yang sebelahan persis sama Solo akhirnya saya dan teman memutuskan untuk mencari penginapan di daerah Solo.

Kami berangkat dari Purbalingga sekitar pukul 09.00 lebih dengan mengendarai sepeda motor dan tentu saja bermodalkan arahan dari mbak Google Maps.

Harap maklum yah, soalnya saya dan teman sama-sama tidak tahu jalan nih. Hahaha.

Ketika sudah sampai di daerah Wonosobo, kami dibersamai hujan yang lumayan deras. Kami diguyur hujan gerimis hingga sampai di tujuan.

Perkiraan yang hanya membutuhkan waktu perjalanan sekitar 5 jam jadi molor sampai 7 jam karena diselingi acara nongkrong di SPBU dan makan siang ditambah kondisi jalan yang tidak memungkinkan saya untuk berkebut-kebut ria.

Nah, rute yang dipilihkan sama Google Maps yang katanya adalah jalan terbaik versi si doi itu ternyata membelah bukit di daerah Grabag kemudian Kopeng dan Boyolali.

Kami akui, walaupun jalannya sedikit terjal dan meliuk-liuk ditambah lagi saat papasan dengan mantan mobil dan truk yang tiba-tiba nongol semakin membuat saya senam jantung dan ekstra hati-hati, tapi pemandangan indahnya perbukitan nang hijau lumayan bisa jadi obat penenang deh.

Tapi buat kamu yang memilih perjalanan malam, saya sarankan untuk lewat jalan utama saja yah, yang tidak terlalu terjal dan tentu saja selalu rame.

Mencicipi Nasgor Kaki Lima sebelah Hotel Bintang Tiga


Setelah mandi dan wangi sekitar pukul 8 malam saya dan teman memutuskan untuk pergi ke Grandmall Solo. 

Okey, disaat orang-orang sibuk mempersiapkan diri untuk tes besok dengan belajar, kami lebih memilih ngemall dan mencari air mineral. 

Hmmm, jadi ceritanya di hotel yang kami pesan tuh air mineralnya tidak ada. Hanya ada 3 bungkus snack dan kulkas yang kosong melompong. Tanya ke mas cs katanya stok air mineral sedang habis, dan akan diantar ke kamar saat stok sudah ada. 

Jadi, tida salahkan kalau kita nyari air mineral sampai ke Grandmall? Padahal Superindo ada disebelah gang dan alfa-april ada dimana-mana? Pokoknya tida ada yang salah dengan kami yah gaes. Titik.

Singkat cerita, karena kami belum dinner akhirnya sekalian saja memutuskan untuk cari makan malam. 

Kami yang tidak tahu apapun tentang rekomendasi kuliner di daerah Solo mulai kebingungan untuk memilih menu dan lokasi, sampai akhirnya teman saya berinisitif tanya ke mbak SPBU dan beliau dengan baik hati menunjukkan nasgor favoritnya.

Nasgor yang dipilihkan mbaknya kami akui memang enak, entah karena memang enak atau karena kami yang sudah kelaparan. 

Abang nasgor berjualan persis di  gang sebelah Fave Hotel Solo, porsinya wah tidak tanggung-tanggung, cukup untuk makan sepiring berdua bareng kamu deh. Hihihi.

Satu porsi nasi goreng dibanderol dengan harga Rp.10.000, murah meriahkan? Selain nasi goreng, si abang juga menyediakan menu lainnya seperti nasi ruwet, mie goreng dan mie rebus.

Tapi sayangnya, si abang nasgor tidak menyediakan minum. Jadi kalau makan di tempat kudu bawa sendiri atau beli di warung terdekat yah.

Day 2 #Hari H

Hari ke dua adalah hari H yang menjadi alasan ke dua kami datang ke Boyolali dan Solo. Alasan utama kami adalah jalan-jalan dan jajan di kota orang, catet yah gaes. Hihihi.

Kebetulan saya mendapatkan jadwal tes sesi pertama dan teman saya mendapatkan jadwal sesi terakhir jadi kami harus saling antar-jemput.

Saking seringnya bolak balik hotel dan lokasi tes, berasa saya bukan pelancong di Solo. Tapi sayangnya jalan yang kami hapal tanpa bantuan maps lagi hanya jalan itu saja, sisanya bikin keder.

Kenapa bisa bikin keder? Nanti saya ceritakan alasannya.

Pusat Kuliner Solo di Malam Hari

Makan malam kedua kami putuskan untuk mengunjungi pusat kuliner di Solo.

Ada beberapa pilihan nih kalau kamu mau wisata kuliner di malam hari.

1. Pasar Kuliner Malam Galabo Solo

Pilihan pertama kamu bisa mengunjungi pasar kuliner malam di Galabo Solo.

Di sini kamu bakalan dengan mudah menemukan berbagai makanan enak dan khas Solo seperti nasi liwet atau sate kere.

Lokasi Galabo Solo ada di pusat kota, masih berada di kawasan bundaran Gladag dan berdekatan dengan Benteng Vasternbug.

Galabo atau Gladag Langen Bogan menyediakan warung-warung makanan berkonsep outdoor, yang bisa kamu kunjungi mulai dari pukul 5 sore dan akan tetap buka hingga tengah malam.

2. Pusat Kuliner Kota Barat

Pilihan ke dua adalah pusat kuliner Kota Barat yang berada di daerah Jalan Moewardi.

Di sini kamu bisa menemukan aneka jajanan hingga makanan berat untuk bersantap malam.

Meskipun jumlah penjualnya tidak sebanyak di Galabo Solo, tapi kamu tetap bisa menemukan makanan yang enak andalan Kota Solo.

Kami memilih untuk makan malam di Pusat Kuliner Kota Barat karena memang lebih dekat dengan hotel tempat kami menginap.

Setelah mengelilingi lapangan dan trotoar dari ujung ke ujung, kami memutuskan untuk memesan sate ayam.

Sate ayam khas Solo ini saya acungi jempol karena tekstur dagingnya yang begitu lembut dan empuk, berbeda dengan kebanyakan sate lainnya  yang cenderung lebih "wulet".

Satu porsi sate ayam plus lontong dibanderol dengan harga Rp.22.000. Harganya memang sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan sate di daerah Banyumas Raya yang hanya sekitar Rp.15.000/porsi.

Oh iya, karena saya memesan minum air es dan teman saya air putih anget ternyata gratis loh. Lumayankan bisa berhemat dua tiga ribu. Hahaha.

Sama seperti di Galabo Solo, Pusat Kuliner Kota Barat ini mulai buka pukul 5 sore dan ada beberapa yang tetap buka hingga dini hari.

Jadi, kamu tidak usah khawatir kelaparan di malam hari yah.


Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment