Seberapa Pentingkah Resepsi Pernikahan Menurut Kamu?
Sumber Gambar: pixbay.com |
Seperti Apa si Upacara Pernikahan dalam Impianmu?
Pertanyaan seputar weeding dreams tentu saja mendapatkan
jawaban yang berbeda-beda dari tiap responden. Mereka memiliki impian dan
keinginan masing-masing dalam upacara sakral tersebut.
Tapi, bisa aku simpulkan nih, jika mereka bisa memilih maka mereka ingin
mengadakan serangkaian upacara pernikahan yang meliputi akad nikah, pernikahan
adat yang memiliki makna dan simbolis tertentu, serta diakhiri dengan resepsi
pernikahan pada umumnya, “jejer”, disalami tamu, dan berfoto-foto dengan
keluarga serta para tamu undangan.
Meskipun ada juga yang sebenarnya
ingin upacara pernikahan yang lebih sederhana hanya akad dan slametan saat
malam hari, alasannya ingin mengalihkan dana resepsi untuk hal lainnya, seperti
membeli rumah, atau menabung untuk pendidikan anak kelak.
Pernahkah Merasa Menyesal atau Minimalnya “Eman-eman” karena Sudah
Melaksanakan Resepsi?
Pertanyaan yang satu ini aku
tanyakan khusus untuk para ahli, iya hanya ditanyakan kepada mereka yang sudah “nglakoni”
sendiri resepsi pernikahan.
Pertanyaan ini muncul di benakku
yang merasa dihantui dengan besarnya dana untuk mengadakan resepsi pernikahan. Resepsi
yang paling sederhana saja bisa menelan dana sampai 20 juta rupiah. Untuk dekor
dan tenda pernikahan, di kawasan Purbalingga harga paling murah berkisar
diangka 10 juta untuk paket resepsi, dan 5 juta untuk paket akad.
Okey, itu baru dekor dan tenda
belum prasmanan atau catering makanan, stand bakso, stand cendol, stand sate,
stand somay, stand soto, stand buah-buahan, oleh-oleh, souvenir, undangan, sewa
organ tunggal plus mbak-mbak biduan, kang foto dan video, sewa bapak-bapak
hansip penjaga ketertiban, slamatan ngundang bapak-bapak satu RT, ngundang
penceramah, dan segala macam kebutuhan-kebutuhan tak terduga lainnya (ada yang mau
nambahin?).
Sebentar, izinkan daku bernafas
sejenak gaes. Hufffff. Baik, mari kita lanjutkan.
Semua responden yang sudah pernah
menjalani resepsi pernikahan dari yang mulai sederhana hingga mewah, mereka
sepakat bahwa ada sedikit penyesalan. Minim ada rasa “eman-eman” karena sudah
mengeluarkan uang puluhan juta rupiah hanya untuk acara 1 hingga 3 hari saja.
Mereka mencoba menyampaikan bahwa
kebutuhan setelah menikah tidak lagi sedikit, karena sekarang harus hidup
berdua dan segala kebutuhannya sudah ditanggung berdua.
Menurut para responden akan lebih baik jika dananya dialokasikan untuk membeli rumah, menabung untuk biaya persalinan, menabung untuk pendidikan anak, atau untuk membeli kebutuhan lainnya.
Menurut para responden akan lebih baik jika dananya dialokasikan untuk membeli rumah, menabung untuk biaya persalinan, menabung untuk pendidikan anak, atau untuk membeli kebutuhan lainnya.
Tetapi rasa penyesalan tersebut
kadang mereka tepis, mengingat ada juga manfaat dari acara yang telah sukses
mereka gelar. Seperti membahagiakan orang tua, membahagiakan sanak keluarga,
sarana reuni dengan teman lama, dan sekaligus tempat bersilaturahmi dengan
kelurga jauh dan para tetangga.
Resepsi pernikahan memanglah
penting untuk diadakan guna mengabarkan bahwa kedua mempelai telah sah untuk
hidup bersama, tetapi jangan sampai kita mengadakan resepsi pernikahan yang
terlalu dipaksakan dan di luar kemampuan, karena ini justru akan memberatkan
kita dan orang tua kita.
Resepsi pernikahan pada dasarnya hanyalah
sebuah prosesi perjamuan makanan untuk para tamu undangan yang dilaksanakan
sesuai dengan tradisi dan adat istiadat di wilayah masing-masing.
Resepsi pernikahan bukanlah hal yang menentukan sah atau tidaknya dalam sebuah pernikahan, menurut jumhur ‘ulama hukumnya sunnah muakad. Karenanya, resepsi tidaklah wajib bagi seseorang atau suatu pihak keluarga untuk melangsungkan pernikahan dengan prosesi resepsi.
Resepsi pernikahan bukanlah hal yang menentukan sah atau tidaknya dalam sebuah pernikahan, menurut jumhur ‘ulama hukumnya sunnah muakad. Karenanya, resepsi tidaklah wajib bagi seseorang atau suatu pihak keluarga untuk melangsungkan pernikahan dengan prosesi resepsi.
Nampaknya, sampai disini dulu
diskusi kita kali ini. Semoga tulisanku yang amburadul ini memiliki sedikit
manfaat dan menambah khasanah pengetahuan untuk kita semua. Aamiin.
Jangan, lupa untuk baca artikelku yang lainnya yah. Mau kasih saran, masukan, ide, atau pendapat? Bisa banget, silahkan kirim saja ke evaoktafikasari@gmail.com. Sampai jumpa.
Jangan, lupa untuk baca artikelku yang lainnya yah. Mau kasih saran, masukan, ide, atau pendapat? Bisa banget, silahkan kirim saja ke evaoktafikasari@gmail.com. Sampai jumpa.
Terima kasih untuk para responden yang sudah mau berbagi ilmu, pendapat
dan pengalamannya yang berharga.
Refensi:
Baits, Ammi Nur. 2015. Makna
Hadis: Menikah Menyempurnakan Setengah Agama. https://konsultasisyariah.com
Muyassarah. 2016. Nilai Budaya
Walimah Perkawinan (Walimatul ‘Urusy) dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
(Studi Kasus di Kelurahan Gondorio Ngaliyan Semarang). Inferensi, Jurnal
Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 10 No. 2. Halm 539-558 Semarang: Universitas
Islam Walisongo Semarang
Pratama, Afdiyan Anggo. 2014.
Pesta Pernikahan Kelurga Miskin (Studi Deskriptif tentang Tindakan Kelurga Miskin
Suku Madura untuk Memenuhi Kebutuhan Pesa Pernikahan Anak-anaknya). Surabaya:
Universitas Airlangga.
Subhi, Ahmad Farhan. 2014. Resepsi
Pernikahan (Dasar Hukum dan Urgensinya Terhadap Perceraian). Miza; Jurnal Ilmu Syariah, Vol.2 No.2. Halm 167-182 Bogor:
Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Tuasikal, Muhammad Abduh. 2016.
Apa itu Hadis Hasan Lighairihi?. https://rumaysho.com
Post a Comment
Post a Comment