input license here

MENGENAL KEHIDUPAN MASYARAKAT PURBALINGGA TEMPO DOELOE DI MUSEUM SOEGARDA

Foto: pelancongngapak/eva oktafikasari

Sudah sewajarnya sebagai generasi penerus bangsa kita tidak boleh untuk melupakan sejarah, terutama sejarah lokal atau sejarah daerah. Lewat sejarah inilah kita dapat mengetahui siapa nenek moyang kita, seperti apa kehidupan mereka pada masa yang lampau, kekayaan budaya apa saja yang kita miliki dari zaman dahulu hingga sekarang.

Lewat sejarah dan kebudayaan yang dimiliki setiap daerah di Indonesia, harusnya menjadikan kita lebih mencintai dan menghargai segala bentuk peninggalan mereka, dengan harapan dapat kita lestarikan bersama untuk diwariskan pada generasi berikutnya.

Kabupaten Purbalingga sendiri memiliki banyak potensi cagar budaya atau  situs-situs bersejarah, baik berupa arca, artefak, batu lingga yoni, bangunan bersejarah, senjata pusaka, hingga makam-makam tokoh terkenal dari Purbalingga.

Tertarik untuk mengenal seperti apa kehidupan, adat dan kebudayaan masyarakat Purbalingga tempo dulu? Yuk, kita jalan-jalan ke Museum Soegarda.

Siapakah Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja?

Foto: pelancongngapak/eva oktafikasari

Nama museum sendiri diambil dari seorang tokoh pendidikan nasional asal Purbalingga yang lahir pada tangga 15 April 1899 di Desa Prigi, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga.  Ayahnya bernama R. Pirngadi Singaredja.

Soegarda Poerbakawatja merupakan tokoh pendidikan nasional sejak masa Kolonial Belanda. Beliau amat dekat dengan Ki Hajar Dewantara dan mengabdikan hidupnya di dunia pendidikan. Beliau pernah mengajar di SR (HIS), SLP, SLA, hingga perguruan tinggi.

Soegarda Poerbakawatja juga turut andil dalam mendirikan UGM, menyusun konsep berdirinya PTPG (cikal bakal IKIP), dan mendirikan Universitas Cederawasih segaligus menjadi rektor pertama di Universitas Cenderawasih. Kemudian Beliau ditugasi untuk menjadi rektor di Universitas 17 Agustus Jakarta hingga akhir hayatnya.

Soegarda Poerbakawatja wafat pada Hari Jum’at, 7 Desember 1984 pada usia yang ke 85 tahun. Kemudian dimakamkan di tanah kelahirannya, di Desa Prigi, Kecamatan Padamara.

Museum Pertama di Purbalingga

Foto: pelancongngapak/eva oktafikasari

Museum Prof. Dr. R Soegarda Poerbakawatja atau yang sering dikenal dengan Museum Soegarda merupakan museum pertama yang ada di Kabupaten Purbalingga. Atas prakarsa dari Bupati Purbalingga kala itu, Drs. Triyono Budi Sasongko M.Si, kemudian diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Bapak Mardiyanto pada tanggal 23 April 2003.

Gagasan ini berawal dari kepedulian Bapak Triyono untuk menyelamatkan berbagai peninggalan sejarah yang telah ditemukan di Kabupaten Purbalingga. Lewat Dinas P dan K Kabupaten Purbalingga, akhirnya terkumpul berbagai peninggalan barang baik yang memiliki nilai historis hingga yang hanya sekedar barang antik.

Museum Soegarda ini mengusung tema “Kehidupan Budaya Masyarakat Purbalingga” dan falsafah orang Jawa yang menyebutkan bahwa “Kesempurnaan Hidup dapat Dilihat Apabila Seseorang Telah Mempunyai, Wisma, Pusaka/Curiga, Turangga, Wanita, dan Kukilo”.

Falsafah ini berarti bahwa kesempurnaan hidup itu jika seseorang (pria) telah memilki Wisma yang berarti rumah, Pusaka/Curiga yang berarti senjata, Turangga yang berarti kuda (kendaraan), wanita yang berarti seorang istri, dan Kukilo yang berarti burung (binatang peliharaan atau sesuatu yang menjadi kesukaannya).

Alamat dan Jam Operasional

Museum Sogarda ini terletak di Jln. Alun-alun Utara No. 1, Kabupaten Purbalingga. Letaknya berada di kawasan pendopo bupati Purbalingga.

Jika kamu tertarik untuk mengunjungi Museum Sogarda ini, rasanya tidak sulit untuk menemukan lokasinya karena berada di kawasan kota dan dekat dengan berbagai fasilitas publik dan bangunan-bangunan penting.

Foto: pelancongngapak/eva oktafikasari

Tepat di depan Museum Soegarda adalah Alun-alun Kabupaten Purbalingga, kemudian tidak jauh dari lokasi ada salah satu masjid kebanggaan masyarakat Purbalingga yang berdiri megah, yaitu Masjid Agung Darussalam.

Museum Soegarda melayani pengunjung dari hari Senin sampai dengan Jum’at. Buka dari pukul 08.00 – 16.00, khusus pada hari Jum’at jam operasional dimulai pada pukul 08.00 – 14.30.

Pengunjung Museum Soegarda ini tidak di tarik biaya apapun, baik tiket masuk maupun parkir. Jadi, kamu bisa berkunjung ke Museum Soegarda dengan GRATIS.

Koleksi Museum Soegarda

Foto: pelancongngapak/eva oktafikasari

BACA JUGA: SITUS PRASASTI BATU TULIS CIPAKU

Sesuai dengan tema yang diusung Museum Soegarda tentang kehidupan dan budaya masyarakat Purbalingga, koleksi di Museum Soegarda kebanyakan merupakan peralatan yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari. Mulai dari peralatan makan, senjata, kendaraan, hingga replika kehidupan masyarakat zaman dulu.

Benda-benda yang dipajang meliputi: berbagai peninggalan Bupati Purbalingga terdahulu seperti tempat tidur, senjata, koleksi foto dan kamera, serta peralatan rumah tangga lainnya, kemudian ada berbagai macam bentuk keramik, serjata seperti keris, tombak dengan berbagai macam ukuran dan bentuk.

Selain itu, Museum Soegarda juga memamerkan berbagai bentuk replika kehidupan dan kebudayaan asli masyarakat Purbalingga, mulai dari replika dapur tradisional lengkap dengan pawon, replika panen, replika pertunjukkan wayang, alat tenun, perlengkapan membatik, hingga replika baju adat khas Purbalingga.

Bagaimana, menarik bukan belajar sejarah dan kebudayaan masyarakat Purbalingga di Museum Soegarda? 

Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment